Beam detector adalah perangkat yang digunakan dalam sistem deteksi kebakaran untuk mendeteksi asap atau panas yang dihasilkan dari fire (api) dalam bangunan yang besar, seperti gudang, hall, atau ruangan dengan langit-langit tinggi. Cara kerja beam detector didasarkan pada prinsip pengukuran perubahan cahaya atau radiasi yang terjadi akibat kehadiran asap.
Berikut adalah cara kerja beam detector secara umum:
- Sumber Cahaya: Beam detector biasanya memiliki sumber cahaya yang memancarkan sinar inframerah atau laser. Sinar ini diarahkan ke detector yang berada di lokasi lain.
- Jalur Cahaya: Sinar yang dipancarkan bergerak dalam jalur yang telah ditentukan, menciptakan “beams” (sinar) antara pemancar dan penerima.
- Pendekteksian Asap: Ketika asap muncul di jalur sinar, partikel asap tersebut akan menyebarkan dan menghalangi cahaya. Jika jumlah cahaya yang diterima oleh detektor berkurang di bawah tingkat tertentu, perangkat akan mengidentifikasi bahwa ada asap di area tersebut.
- Pemberitahuan Alarm: Setelah mendeteksi adanya asap, beam detector akan mengirimkan sinyal alarm ke sistem pemadam kebakaran atau sistem alarm kebakaran lainnya, yang kemudian memberikan notifikasi kepada penghuni gedung.
- Kalibrasi dan Penyesuaian: Beberapa beam detector dilengkapi dengan fitur kalibrasi untuk memastikan deteksi yang akurat. Ini termasuk pengaturan sensitivitas untuk mengurangi deteksi palsu, yang dapat terjadi akibat debu atau partikel lain di udara.
Beam detector sangat efektif untuk area luas dan memiliki keunggulan dalam hal jangkauan dan pengurangan risiko deteksi palsu, terutama jika dibandingkan dengan detektor asap konvensional yang mungkin lebih sensitif terhadap partikel non-asap.
No comment